Sifat 20 adalah sifat - sifat Allah yang wajib diketahui oleh kita umat islam yang sudah aqil baligh. Dengan mengetahui sifat - sifat Allah itu artinya kita mengenal Allah dengan kesempurna'an sifat - sifatnya yang layak dengan kebesaran dan ke agunganNya. Sebaliknya, tidak mungkin Allah mempunyai sifat - sifat yang tidak layak dan mencemarkan derajat ketuhanan, serta kuasanya, semua sifat itu dalam ilmu tauhid disebut sifat wajib bagi Allah. Dalam artian kita sebagai hamba wajib mengetahui sifat - sifat yang dimiliki Allah, kesempurnaan sifat yang tidak dimiliki oleh makhluk. Sifat 20 ini tidaklah membatasi sifat - sifat Allah yang tidak terhingga, karena semua kesempurnaan sifat hanya milik Allah.
Adalah imam Abu Hasan Asy'ari yang hidup di abad ke dua dan ke tiga tahun hijriyah, yang diakui oleh ulama sedunia sebagai orang yang berjasa dalam dunia islam karena telah mengembalikan aqidah yang sempat kacau karena pemahaman - pemahaman radikal yang tidak sesuai dengan al-quran dan Hadits pada zaman itu dengan merumuskan sifat 20 yang diakui sebagai identitas aqidah yang lurus karena tidak keluar atau menyimpang dari al-quran dan assunah.
Adapun kontroversi tentang sifat 20 ini, saya harap tak menjadikan kita saling mencaci, saling mengejek, saling membenci, apalagi memvonis sesat satu sama lain. Karena apa yang saya tulis adalah sesuai dengan apa yang saya dapat dari guru - guru yang memegang teguh pentingnya menghormati para ulama, manhaj ilmu yang tersambung dengan ulama terdahulu hingga sampai ke rasulullah saw. karena tanpa jasa para ulama tidaklah mungkin kita memahami ilmu agama, karena dari kitab - kitab karangan mereka lah guru - guru kita mengambil rujukan hukum yang bersumber dari alquran dan Hadits. apalah kita yang baru hafal beberapa Hadist maupun ayat alquran apalagi hanya sebatas terjemahan tanpa didasari ilmu alat, dibandingkan para ulama salaf yang jelas - jelas diakui keilmuannya oleh ulama sedunia sebagai mujtahid.
Jadi jika ada pembaca yang tidak setuju dengan jumhur ulama sebagai rujukan akan tetapi lebih suka langsung ke Alquran dan Hadits, saya harap tidak mengurangi rasa persaudaraan kita sebagai umat yang seagama.
Mohon dikoreksi jika ada yang kurang atau salah dalam penulisan.
Kembali ke pokok bahasan yaitu sifat 20.
Sifat - sifat wajib bagi Allah yang 20, di kelompokan menjadi 4 yaitu sifat nafsiyah (sifat yang berhubungan dengan dzat Allah), sifat salbiyah (sifat yang meniadakan sifat sebaliknya), sifat ma'ani (sifat - sifat abstrak yang wajib ada pada Allah) dalam artian sifat - sifat tersebut tidaklah serupa dengan makhluk dan tidak bisa dijangkau oleh nalar dan kuasa manusia, dan terakhir sifat ma'nawiyah (kelaziman dari sifat ma'ani) artinya sifat ma'nawiyah merupakan definisi dari sifat - sifat ma'ani. Seperti misalnya sifat ilmu yang artinya mengetahui sudah pasti bahwa Allah bersifat alimun memiliki pengetahuan (berilmu).
berikut ini sifat 20 yang saya rangkum dari beberapa sumber yang insya Allah informasinya valid bukan asal - asalan:
- صفۃ نفسيه :
وُجُدۡ (Wujud) artinya ada mustahil tidak ada (adam)
Dalil aqli:
adanya alam semesta karena ada yang menciptakan, karena tidak mungkin adanya langit, bumi dan seisi jagad raya terbentuk dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan.
Dalil naqli:
بَدِيۡعُ الۡسَّمٰوٰتِ وَالۡاَرضِۗ اَنّٰی يَكُوۡنُ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ صَاحِبَۃٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيۡئٍۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡئٍ عَلِيۡمٌ
"Dia (Allah) pencipta langit dan bumi. Bagaimana mungkin dia mempunyai anak padahal dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu dan dia mengetahui segala sesuatu". ﴾Al-an'am ayat 102﴿
صفۃ سلبيه : -
قِدَمۡ (Qidam) artinya dahulu, mustahil baru (hudus).
Dalil Aqli:
Adanya ciptaan Allah menandakan bahwa Allah lebih dulu ada. Allah ada tidak ada yang mengadakan, tidak bermulaan dan tidak berkesudahan, sedangkan alam semesta dan makhluk lainnya adalah hal baru karena semua makhluk diciptakan dan mempunyai sebab kejadiannya.
Dalil naqli:
هُوَ الۡاَوَّلُ وَالۡاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالۡبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡئٍ عَلِيۡمٌ
Artinya:
"Dialah yang awal dan yang akhir, yang dzahir dan yang bathin dan dia mengetahui segala sesuatu". -
بَقَاءۡ (Baqo) artinya kekal, mustahil lenyap (fana).
Dalil Aqli:
setiap makhluk akan mengalami fana yang artinya menua atau lapuk dimakan waktu lalu mati atau lenyap, tetapi tidak berlaku bagi Allah karena makhluk tidak layak disejajarkan dengan Allah.
Dalil naqli:
كُلُّ مَنۡ عَلَيۡهَا فَانٍ وَيَبۡقٰی وَجۡهُ رَبِّكَ ذُوۡالجَلَالِ وَالاِكۡرَامِ
Artinya:
"Semua yang ada di bumi ini akan binasa".
"Dan tetap kekal dzat tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan". -
مُخَالَفَۃُ لِلۡحَوَادِثِ (mukholafatu lilhawaditsi) artinya berbeda dengan makhluknya, mustahil sama dengan makhluknya (muma silatu lilhawaditsi).
Dalil aqli:
Allah sebagai tuhan yang layak disembah tidaklah bisa di samakan dengan makhluknya yang mempunyai keterbatasan karena kuasa Allah tidak ada batasnya dan sifatnya yang maha sempurna.
Dalil naqli:
لَيۡسَ كَمِثۡلِهِ شَيۡءٌ وَهُوَ السَّمِيۡعُ البَصِيۡرُ
Artinya: "Tak ada sesuatu apapun yang serupa dengan dia (Allah) dan dia(Allah) maha mendengar dan maha melihat" {Asy syu'ro ayat 11} -
قِيَا مُهُ بِنَفۡسِهِ (qiyamuhu binafsihi) artinya berdiri sendiri, mustahil butuh kepada yang lain (qiyamuhu bighoirihi).
Dalil aqli:
Allah menciptakan makhluknya bukan berarti dia butuh kepada makhluk tapi sebaliknya dia mengurus semua makhluknya karena tanpa Allah semua makhluk tidak bisa apa - apa. Allah tidak bersandar kepada makhluk ciptaanNya tapi sebaliknya semua makhluk bergantung kepadaNya.
Dalil naqli:
اَللّٰهُ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوۡمُ
Artinya:
"Allah tidak ada tuhan melainkan dia, yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri". -
وَحۡدَانِيَۃۡ
(wahdaniyah) artinya esa / satu, mustahil berbilang atau bersekutu (ta'adud).
Dalil aqli:
Keesaan Allah adalah mutlak dalam segala hal, baik dzat, sifat maupun perbuatanNya. Keesaan Allah tidak terdiri atas perpaduan beberapa unsur. Dia maha sempurna tidak ada cacat atau kekurangan, dia maha tunggal tidak butuh perantara apapun untuk disembah, tidak beranak atau diperanakan yang mencemarkan konsep ketuhanan.
Dalil naqli:
قُلۡ هُوَاللّٰهُ اَحَدٌ اَللّٰهُ الصَّمَدٌ لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ وَلَمۡ يَكُنۡ لَهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Artinya:
"Katakanlah. Dialah Allah yang maha esa. Allah adalah tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan dia". ﴾Al-ikhlas ayat 1 - 4﴿
صفۃ معاني :
-
قُدۡرَۃۡ (qudrat) artinya kuasa, mustahil lemah (ajzu).
Dalil aqli:
Kekuasaan Allah tak terbatas yang tidak bisa dijangkau oleh otak manusia, Allah berbuat sesuai kehendaknya yang tidak bisa dicegah oleh siapapun kecuali atas kehendak Allah sendiri.
Dalil naqli:
إِنَّ اﷲَ عَلٰی كُلِّ شَيۡئٍ قَدِيۡرٌ
"Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu" ﴾Al-baqoroh ayat 20﴿ -
إِرَادَۃۡ
(Irodat) artinya berkehendak, mustahil terpaksa (karohah).
Allah berkehendak atas kemauan dan pilihanNya bukan kebetulan atau terpaksa. Segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendak Allah. Ini berlaku untuk semua makhluk dan segala hal karena tidak ada yang mustahil bagi Allah, jika dia berkata "jadi", maka jadilah.
Dalil naqli:
اِنَّمَآ اَمۡرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيۡئًا اَنۡ يَّقُوۡلَ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُ
Artinya:
"Sesunggungnya urusanNya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya "jadilah", maka jadilah sesuatu itu". -
عِلۡمُ
(ilmu) artinya mengerti, mustahil bodoh (jahlun).
Dalil aqli:
Pengetahuan Allah tidak terbatas meliputi segala hal, baik yang lahir maupun yang tersembunyi. Jika dibandingkan dengan manusia, maka ilmu manusia bagaikan setetes air di tengah lautan. Dan Allah lebih faham apa yang kita butuhkan dibandingkan diri kita sendiri.
Dalil naqli:
وَاَسِرُّوۡ قَوۡلَكُمۡ اَوِجۡهَرُوۡ بِهِۗ إِنَّهٗ عَلِيۡمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوۡرِ
"Dan rahasiahkanlah perkataanmu atau nyatakanlah. sungguh, dia maha mengetahui segala isi hati". ﴾Al-mulk ayat 13﴿
اَلَا يَعۡلَمُ مَنۡ خَلَقَۗ وَهُوَ لَطِيۡفُ الۡخَبِيۡرُ
"Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui?. Dan Dia maha halus, maha mengetahui". ﴾Al-mulk ayat 14﴿ -
حَيَاۃۡ
(hayat) artinya hidup, mustahil mati (maut).
Dalil aqli:
Allah adalah sumber kehidupan karena Allah lah yang menciptakan kehidupan. Jika Allah mati maka niscaya kehidupan pun mati karena Allah yang menjaga dan merawat kehidupan, tapi sebaliknya Allah tidak membutuhkan perawatan dari siapa pun. Berbeda dengan makhluk yang mempunyai sifat fana. Allah tidak mengantuk, merasa lelah, sakit, rusak, mati atau musnah.
Dalil naqli:
وَتَوَكَّلۡ عَلَی الۡحَيِّ الَّذِيۡ لَا يَمُوۡتُ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِهۗ وَكَفٰی بِه بِذُنُوۡبِ عِبَادِهِ خَبِيۡرًا
Artinya:
"Dan bertawakalah kepada Allah yang hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memujiNya. Dan cukuplah Dia yang Maha mengetahui dosa hamba - hambaNya". ﴾Al-furqon ayat 58﴿ -
سَمَعۡ
(sama') artinya mendengar, mustahil tuli (summun).
Dalil aqli:
Allah mendengar segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, baik suara yang dijaharkan atau disirkan bahkan isi hati. Mustahil jika Allah tuli karena Allah Maha mendengar do'a dari hamba - hambanya.
Dalil naqli:
وَاِذۡ يَرۡفَعُ اِبۡرَاهِيۡمُ الۡقَوَاعِدَ مِنَ الۡبَيۡتِ وَاِسۡمٰعِيۡلُۗۗ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّاۗ اِنَّكَ اَنۡتَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ
Artinya:
"Dan ingatlah ketika Ibrohim meninggikan pondasi baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), ya tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, engkaulah yang Maha mendengar, Maha mengetahui". -
بَصَرۡ
(Bashor) artinya melihat, mustahil buta (umyun).
Dalil aqli:
Melihatnya Allah tentu berbeda dengan makhlukNya yang menggunakan indra penglihatan. Allah Maha melihat dengan cara yang layak bagiNya sehingga terbuka bagiNya segala yang ada.
Dalil naqli:
اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۗ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌ بِۢمَا تَعۡمَلُوۡنَ
Artinya: "Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghoib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan". -
كَلَامۡ
(kalam) artinya berfirman, mustahil bisu (bukmun).
Pembicaraan Allah disebut "kalamullah". Kalam Allah di sampaikan kepada para rosul baik secara langsung mau pun melalui perantara malaikat jibril. Wujud kalamullah bisa berupa kitab suci seperti Al-quran yang berisi perintah, kisah - kisah orang sholeh dan masih banyak lagi, sebagai pedoman dan wajib kita imani. Dan hanya kepada nabi Musa lah Allah berfirman tanpa perantara malaikat jibril.
Dalil naqli:
وَرُسُوۡلًا قَدۡ قَصَصۡنٰهُمۡ عَلَيۡكَ مِنۡ قَبۡلُ وَرُشُوۡلًا لَمۡ نَقۡصُصۡهُمۡ عَلَيۡكَۗ وَكَلَّمَ اﷲُّ مُوۡسٰی تَكۡلِيۡمًا
Artinya:
"Dan ada beberapa rosul yang kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rosul (lain) yang tidak kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung".
صفۃ معنويه : -
Penjelasan sifat - sifat ma'nawiyah seperti
قَادِرٌ
(qodirun) artinya berkuasa,
مُرِيۡدٌ
(muridun) artinya berkehendak,
عَالمٌ (alimun) artinya mengetahui,
حَيٌّ (hayun) artinya hidup,
سَمِيۡعٌ (sami'un) artinya mendengar,
بَصِيۡرٌ (bashirun) artinya melihat,
مُتَكَلِمٌ (mutakallimun) artinya berfirman, sudah terwakili oleh sifat - sifat ma'ani yang sudah dijelaskan di atas.
Semoga bermanfaat.
Sumber :
- N.U. Online | dalil dan penjelasan tentang 20 sifat wajib bagi Allah
- Kitab sifat 20 bahasa sunda.
6 komentar
Wah luar biasa bro .. ingat masa ngaji waktu kecil dulu, disuruh ustadz menghafal sifat2 Allah dan nama nama allah dalam beberapa hari 😄😄😄😄 sekarang sudah lupa2 dikit, tapi baca ini jadi mengingatkan
Alhamdulillah kalau masih hafal gan..
subhanalloh,artikelnya bagus follow back ya gan untuk silaturahmi
OK
Artikel yang sangat bermanfaat, folback y
Ok
EmoticonEmoticon