Tampilkan postingan dengan label Kajian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 Desember 2018

Keutamaan dan tata cara sujud tilawah




Apa itu sujud tilawah?

Sujud tilawah adalah sujud di luar solat yang dilakukan setelah membaca ayat sajdah.

Apa itu ayat sajdah?

Ayat sajdah adalah ayat dalam alquran yang ketika kita selesai membacanya di sunahkan untuk bersujud.

Rujukan hukum:
Hadits Riwayat al-bukhori dan muslim

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ عَلَيْنَا الْقُرْآنَ، فَإِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ، وَسَجَدَ وَسَجَدْنَا مَعَهُ
 "Adalah rasulullah saw membacakan al-quran kepada kita, maka ketika melewati ayat As-sajdah beliau bertakbir dan bersujud, dan kami pun bersujud bersamanya".

Lalu, seperti apa ayat sajdah?

Di dalam al-quran terdapat 15 ayat sajdah yang biasanya ditandai dengan tulisan السّجده atau ۩ tanda seperti kubah.
Adapun surat - surat yang memiliki ayat sajdah adalah sebagai berikut:
  1. Surat al-a'raf ayat 206
    اِنَّ الَّذِيْنَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَيُسَبِّحُوْنَهٗ وَلَهٗ يَسْجُدُوْنَ ۩۝

    innallaziina 'inda robbika laa yastakbiruuna 'an 'ibaadatihii wa yusabbihuunahuu wa lahuu yasjuduun

    "Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidak merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya dan hanya kepada-Nya mereka bersujud."
  2. Ar-ra'd ayat 15
    وَلِلّٰهِ يَسْجُدُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّظِلٰلُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ ۩۝ wa lillaahi yasjudu man fis-samaawaati wal-ardhi thou'aw wa kar-haw wa zhilaaluhum bil-ghuduwwi wal-aashool

    "Dan semua sujud kepada Allah baik yang di langit maupun yang di bumi, baik dengan kemauan sendiri maupun terpaksa, (dan sujud pula) bayang-bayang mereka, pada waktu pagi dan petang hari."
  3. An-nahl ayat 50
    يَخَافُوْنَ رَبَّهُمْ مِّنْ فَوْقِهِمْ  وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ۩۝
    yakhoofuuna robbahum min fauqihim wa yaf'aluuna maa yu`maruun

    "Mereka takut kepada Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)."
  4. Al-isra' ayat 109
    وَيَخِرُّوْنَ لِلْاَذْقَانِ يَبْكُوْنَ وَيَزِيْدُهُمْ خُشُوْعًا ۩۝
    wa yakhirruuna lil-azqooni yabkuuna wa yaziiduhum khusyuu'aa

    "Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk."
  5. Maryam ayat 58
    اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ مِنْ ذُرِّيَّةِ اٰدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوْحٍ ۖ وَّمِنْ ذُرِّيَّةِ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْرَآءِيْلَ ۖ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا ۗ اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُ الرَّحْمٰنِ خَرُّوْا سُجَّدًا وَّبُكِيًّا ۩۝
    ulaaa`ikallaziina an'amallohu 'alaihim minan-nabiyyiina min zurriyyati aadama wa mim man hamalnaa ma'a nuuhiw wa min zurriyyati ibroohiima wa isrooo`iila wa mim man hadainaa wajtabainaa, izaa tutlaa 'alaihim aayaatur-rohmaani khorruu sujjadaw wa bukiyyaa

    "Mereka itulah orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu dari (golongan) para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang yang Kami bawa (dalam kapal) bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil (Ya'qub), dan dari orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka, maka mereka tunduk sujud dan menangis."
  6. Al-hajj ayat 18
    اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَ الْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَآ بُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِ ۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ ۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَآءُ ۩۝
    alam taro annalloha yasjudu lahuu man fis-samaawaati wa man fil-ardhi wasy-syamsu wal-qomaru wan-nujuumu wal-jibaalu wasy-syajaru wad-dawaaabbu wa kasiirum minan-naas, wa kasiirun haqqo 'alaihil-'azaab, wa may yuhinillaahu fa maa lahuu mim mukrim, innalloha yaf'alu maa yasyaaa`,

    "Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata, dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barang siapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki."
  7. Al-hajj ayat 77
     يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ارْكَعُوْا وَاسْجُدُوْا وَ اعْبُدُوْا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوْا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۩ ۝ 
    Yaaa ayyuhallaziina aamanurka'uu wasjuduu wa'buduu robbakum waf'alul-khoiro la'allakum tuflihuun

    "Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung."
  8. Al-furqon ayat 60
    وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اسْجُدُوْا لِلرَّحْمٰنِ قَالُوْا وَمَا الرَّحْمٰنُ اَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُوْرًا ۩۝
    wa izaa qiila lahumusjuduu lir-rohmaani qooluu wa mar-rohmaanu a nasjudu limaa ta`murunaa wa zaadahum nufuuroo

    "Dan apabila dikatakan kepada mereka, Sujudlah kepada Yang Maha Pengasih, mereka menjawab, Siapakah Yang Maha Pengasih itu? Apakah kami harus sujud kepada Allah yang engkau (Muhammad) perintahkan kepada kami (bersujud kepada-Nya)? Dan mereka makin jauh lari (dari kebenaran)."
  9. An-naml
    اَللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ۩۝
    allohu laaa ilaaha illaa huwa robbul-'arsyil-'azhiim

    "Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia, Tuhan yang mempunyai 'Arsy yang agung."
  10. As-sajdah ayat 15
    اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ
    innamaa yu`minu bi`aayaatinallaziina izaa zukkiruu bihaa khorruu sujjadaw wa sabbahuu bihamdi robbihim wa hum laa yastakbiruun.

    "Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri."
  11. Shod ayat 24
    قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ اِلٰى نِعَاجِهٖ ۗ وَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ الْخُلَـطَآءِ لَيَبْغِيْ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَقَلِيْلٌ مَّا هُمْ ۗ وَظَنَّ دَاوٗدُ اَنَّمَا فَتَنّٰهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهٗ وَخَرَّ رَاكِعًا وَّاَنَابَ۟ ۩۝
    qoola laqod zholamaka bisu`aali na'jatika ilaa ni'aajih, wa inna kasiirom minal-khulathooo`i layabghii ba'dhuhum 'alaa ba'dhin illallaziina aamanuu wa 'amilush-shoolihaati wa qoliilum maa hum, wa zhonna daawuudu annamaa fatannaahu fastaghfaro robbahuu wa khorro rooki'aw wa anaab

    "Dia (Dawud) berkata, Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu. Dan Dawud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat."
  12. Fusshilat ayat 38
    فَاِنِ اسْتَكْبَرُوْا فَالَّذِيْنَ عِنْدَ رَبِّكَ يُسَبِّحُوْنَ لَهٗ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُمْ لَا يَسْئَـمُوْنَ ۩۝
    fa inistakbaruu fallaziina 'inda robbika yusabbihuuna lahuu bil-laili wan-nahaari wa hum laa yas`amuun

    "Jika mereka menyombongkan diri maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya pada malam dan siang hari, sedang mereka tidak pernah jemu."
  13. An-najm ayat 62
    فَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ وَاعْبُدُوْا ۩۝
    fasjuduu lillaahi wa'buduu

    "Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)."
  14. Al-insyiqoq
    وَاِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ الْقُرْاٰنُ لَا يَسْجُدُوْنَ ۩۝
    wa izaa quri`a 'alaihimul-qur`aanu laa yasjuduun

    "Dan apabila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka tidak (mau) bersujud," 
  15. Al-'alaq ayat 19
    كَلَّا ۗ لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ ۩۝
    kallaa, laa tuthi'hu wasjud waqtarib

    "sekali-kali tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah)."

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa hukum sujud tilawah adalah sunah. Rujukan hukumnya adalah Hadits riwayat Ibnu Abi Syaibah:
"Sesungguhnya seorang pemuda membaca ayat sajdah di samping rasulullah SAW.. Ia menunggu nabi Muhamad SAW. bersujud, tetapi beliau tidak bersujud. Maka ia bertanya, "wahai rasulullah, apakah tidak ada sujud pada ayat sajdah ini?. Beliau menjawab, "ada, tetapi engkau menjadi imam kami dalam hal ini (karena engkau yang membaca). Jika engkau bersujud, pasti kami pun bersujud."

Dari Hadits tadi mengisyaratkan bahwa sujud tilawah hukumnya bukan wajib tapi sunah, terlebih lagi dalam sholat, jika imam tidak melakukan sujud tilawah setelah membaca ayat sajdah, maka makmum tidak boleh melakukan sujud tilawah. Karena sebagai makmum harus mengikuti gerakan setelah imam dan tidak boleh mendahului imam.

Memangnya apa sih keutamaan sujud tilawah?.

Keutamaan sujud tilawah dijelaskan oleh rasulullah SAW. dalam Hadits riwayat Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah:
"Apabila anak adam membaca ayat sajdah, lalu ia bersujud, maka setan menyingkir sambil menangis, dan berkata. "sungguh celaka! anak adam telah diperintahkan untuk bersujud, lalu ia bersujud, maka baginya surga. Aku telah diperintahkan untuk bersujud, lalu durhaka, maka bagiku neraka."

Lalu bagaimana tata cara sujud tilawah?.
  1. Suci dari hadats dan najis, dalam keadaan berwudhu.
  2. Menghadap ke arah kiblat.
  3. Setelah selesai membaca ayat sajdah mengucap takbir kemudian melakukan satu kali sujud.
  4. Saat sujud membaca doa seperti berikut:
    سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحۡسَنُ الخَالِقِيۡنَ
    sajada wajhiya lilladzii kholaqohuu washowwarohuu, wasyaqqo sam'ahuu wabashorohuu, bihaulihii waquwatihii, fatabaarokalloohu ahsanul khooliqiin.

    "wajahku telah bersujud kepada-Nya, yang dengan kemampuan dan kekuatan-Nya telah menciptakan dan mencatikan wajah, serta menghiasi wajah dengan pendengaran dan penglihatan. Maha suci Allah, sebaik - baik pencipta
  5. Setelah bangun dari sujud, lalu duduk tanpa membaca tahiyat.
  6. Diakhiri salam

Lalu bagaimana prakteknya jika dalam keadaan sholat?.
Seperti yang dijelaskan pada point - point di atas hanya saja jika dalam sholat, setelah membaca ayat sajdah tidak mengangkat kedua tangan saat bertakbirotul ikhrom, setelah takbir langsung sujud dan berdo'a saat sujud, kemudian kembali bangun melanjutkan bacaan surat jika ayat sajdahnya berada di tengah - tengah surat, kemudian menyempurnakan sholat hingga tahiyat akhir dan mengucap salam.

Bolehkah membaca do'a sujud tilawah menggunakan do'a sujud sebagaimana sholat?.

Menurut imam nawawi yang juga termasuk kedalam ulama syafi'iah, memperbolehkan membaca doa sujud tilawah menggunakan doa yang biasa digunakan dalam sujud di waktu sholat.
Wallohu a'lam bisshowab

Sumber :

  1. Al-quranul karim
  2. N.U. Online
Read More

Senin, 10 Desember 2018

20 Sifat - sifat Allah yang wajib diketahui beserta dalil aqli dan dalil naqli




Sifat 20 adalah sifat - sifat Allah yang wajib diketahui oleh kita umat islam yang sudah aqil baligh. Dengan mengetahui sifat - sifat Allah itu artinya kita mengenal Allah dengan kesempurna'an sifat - sifatnya yang layak dengan kebesaran dan ke agunganNya. Sebaliknya, tidak mungkin Allah mempunyai sifat - sifat yang tidak layak dan mencemarkan derajat ketuhanan, serta kuasanya, semua sifat itu dalam ilmu tauhid disebut sifat wajib bagi Allah. Dalam artian kita sebagai hamba wajib mengetahui sifat - sifat yang dimiliki Allah, kesempurnaan sifat yang tidak dimiliki oleh makhluk. Sifat 20 ini tidaklah membatasi sifat - sifat Allah yang tidak terhingga, karena semua kesempurnaan sifat hanya milik Allah.

Adalah imam Abu Hasan Asy'ari yang hidup di abad ke dua dan ke tiga tahun hijriyah, yang diakui oleh ulama sedunia sebagai orang yang berjasa dalam dunia islam karena telah mengembalikan aqidah yang sempat kacau karena pemahaman - pemahaman radikal yang tidak sesuai dengan al-quran dan Hadits pada zaman itu dengan merumuskan sifat 20 yang diakui sebagai identitas aqidah yang lurus karena tidak keluar atau menyimpang dari al-quran dan assunah.

Adapun kontroversi tentang sifat 20 ini, saya harap tak menjadikan kita saling mencaci, saling mengejek, saling membenci, apalagi memvonis sesat satu sama lain. Karena apa yang saya tulis adalah sesuai dengan apa yang saya dapat dari guru - guru yang memegang teguh pentingnya menghormati para ulama, manhaj ilmu yang tersambung dengan ulama terdahulu hingga sampai ke rasulullah saw. karena tanpa jasa para ulama tidaklah mungkin kita memahami ilmu agama, karena dari kitab - kitab karangan mereka lah guru - guru kita mengambil rujukan hukum yang bersumber dari alquran dan Hadits. apalah kita yang baru hafal beberapa Hadist maupun ayat alquran apalagi hanya sebatas terjemahan tanpa didasari ilmu alat, dibandingkan para ulama salaf yang jelas - jelas diakui keilmuannya oleh ulama sedunia sebagai mujtahid.

Jadi jika ada pembaca yang tidak setuju dengan jumhur ulama sebagai rujukan akan tetapi lebih suka langsung ke Alquran dan Hadits, saya harap tidak mengurangi rasa persaudaraan kita sebagai umat yang seagama.
Mohon dikoreksi jika ada yang kurang atau salah dalam penulisan.

Kembali ke pokok bahasan yaitu sifat 20.
Sifat - sifat wajib bagi Allah yang 20, di kelompokan menjadi 4 yaitu sifat nafsiyah (sifat yang berhubungan dengan dzat Allah), sifat salbiyah (sifat yang meniadakan sifat sebaliknya), sifat ma'ani (sifat - sifat abstrak yang wajib ada pada Allah) dalam artian sifat - sifat tersebut tidaklah serupa dengan makhluk dan tidak bisa dijangkau oleh nalar dan kuasa manusia, dan terakhir sifat ma'nawiyah (kelaziman dari sifat ma'ani) artinya sifat ma'nawiyah merupakan definisi dari sifat - sifat ma'ani. Seperti misalnya sifat ilmu yang artinya mengetahui sudah pasti bahwa Allah bersifat alimun memiliki pengetahuan (berilmu).



berikut ini sifat 20 yang saya rangkum dari beberapa sumber yang insya Allah informasinya valid bukan asal - asalan:
  1. صفۃ نفسيه :
    وُجُدۡ
    (Wujud) artinya ada mustahil tidak ada (adam)

    Dalil aqli:
    adanya alam semesta karena ada yang menciptakan, karena tidak mungkin adanya langit, bumi dan seisi jagad raya terbentuk dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan.

    Dalil naqli:
    بَدِيۡعُ الۡسَّمٰوٰتِ وَالۡاَرضِۗ اَنّٰی يَكُوۡنُ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ صَاحِبَۃٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيۡئٍۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡئٍ عَلِيۡمٌ ۝
    "Dia (Allah) pencipta langit dan bumi. Bagaimana mungkin dia mempunyai anak padahal dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu dan dia mengetahui segala sesuatu". ﴾Al-an'am ayat 102﴿

    صفۃ سلبيه :
  2. قِدَمۡ (Qidam) artinya dahulu, mustahil baru (hudus).

    Dalil Aqli:
    Adanya ciptaan Allah menandakan bahwa Allah lebih dulu ada. Allah ada tidak ada yang mengadakan, tidak bermulaan dan tidak berkesudahan, sedangkan alam semesta dan makhluk lainnya adalah hal baru karena semua makhluk diciptakan dan mempunyai sebab kejadiannya.

    Dalil naqli:
    هُوَ الۡاَوَّلُ وَالۡاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالۡبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡئٍ عَلِيۡمٌ ۝
    Artinya:
    "Dialah yang awal dan yang akhir, yang dzahir dan yang bathin dan dia mengetahui segala sesuatu".
  3. بَقَاءۡ (Baqo) artinya kekal, mustahil lenyap (fana).

    Dalil Aqli:
    setiap makhluk akan mengalami fana yang artinya menua atau lapuk dimakan waktu lalu mati atau lenyap, tetapi tidak berlaku bagi Allah karena makhluk tidak layak disejajarkan dengan Allah.

    Dalil naqli:
    كُلُّ مَنۡ عَلَيۡهَا فَانٍ ۝ وَيَبۡقٰی وَجۡهُ رَبِّكَ ذُوۡالجَلَالِ وَالاِكۡرَامِ ۝
    Artinya:
    "Semua yang ada di bumi ini akan binasa".
    "Dan tetap kekal dzat tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan".
  4. مُخَالَفَۃُ لِلۡحَوَادِثِ (mukholafatu lilhawaditsi) artinya berbeda dengan makhluknya, mustahil sama dengan makhluknya (muma silatu lilhawaditsi).
    Dalil aqli:
    Allah sebagai tuhan yang layak disembah tidaklah bisa di samakan dengan makhluknya yang mempunyai keterbatasan karena kuasa Allah tidak ada batasnya dan sifatnya yang maha sempurna.
    Dalil naqli:
    لَيۡسَ كَمِثۡلِهِ شَيۡءٌ وَهُوَ السَّمِيۡعُ البَصِيۡرُ ۝
    Artinya: "Tak ada sesuatu apapun yang serupa dengan dia (Allah) dan dia(Allah) maha mendengar dan maha melihat" {Asy syu'ro ayat 11}
  5. قِيَا مُهُ بِنَفۡسِهِ (qiyamuhu binafsihi) artinya berdiri sendiri, mustahil butuh kepada yang lain (qiyamuhu bighoirihi).
    Dalil aqli:
    Allah menciptakan makhluknya bukan berarti dia butuh kepada makhluk tapi sebaliknya dia mengurus semua makhluknya karena tanpa Allah semua makhluk tidak bisa apa - apa. Allah tidak bersandar kepada makhluk ciptaanNya tapi sebaliknya semua makhluk bergantung kepadaNya.
    Dalil naqli:
    اَللّٰهُ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوۡمُ ۝
    Artinya:
    "Allah tidak ada tuhan melainkan dia, yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri".
  6. وَحۡدَانِيَۃۡ (wahdaniyah) artinya esa / satu, mustahil berbilang atau bersekutu (ta'adud).
    Dalil aqli:
    Keesaan Allah adalah mutlak dalam segala hal, baik dzat, sifat maupun perbuatanNya. Keesaan Allah tidak terdiri atas perpaduan beberapa unsur. Dia maha sempurna tidak ada cacat atau kekurangan, dia maha tunggal tidak butuh perantara apapun untuk disembah, tidak beranak atau diperanakan yang mencemarkan konsep ketuhanan.

    Dalil naqli:
    قُلۡ هُوَاللّٰهُ اَحَدٌ ۝ اَللّٰهُ الصَّمَدٌ ۝ لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ ۝ وَلَمۡ يَكُنۡ لَهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ۝
    Artinya:
    "Katakanlah. Dialah Allah yang maha esa. Allah adalah tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan dia". ﴾Al-ikhlas ayat 1 - 4﴿

    صفۃ معاني :
  7. قُدۡرَۃۡ (qudrat) artinya kuasa, mustahil lemah (ajzu).

    Dalil aqli:
    Kekuasaan Allah tak terbatas yang tidak bisa dijangkau oleh otak manusia, Allah berbuat sesuai kehendaknya yang tidak bisa dicegah oleh siapapun kecuali atas kehendak Allah sendiri.

    Dalil naqli:
    إِنَّ اﷲَ عَلٰی كُلِّ شَيۡئٍ قَدِيۡرٌ ۝
    "Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu" ﴾Al-baqoroh ayat 20﴿
  8. إِرَادَۃۡ (Irodat) artinya berkehendak, mustahil terpaksa (karohah).
    Allah berkehendak atas kemauan dan pilihanNya bukan kebetulan atau terpaksa. Segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendak Allah. Ini berlaku untuk semua makhluk dan segala hal karena tidak ada yang mustahil bagi Allah, jika dia berkata "jadi", maka jadilah.

    Dalil naqli:
    اِنَّمَآ اَمۡرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيۡئًا اَنۡ يَّقُوۡلَ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُ ۝
    Artinya:
    "Sesunggungnya urusanNya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya "jadilah", maka jadilah sesuatu itu".
  9. عِلۡمُ (ilmu) artinya mengerti, mustahil bodoh (jahlun).

    Dalil aqli:
    Pengetahuan Allah tidak terbatas meliputi segala hal, baik yang lahir maupun yang tersembunyi. Jika dibandingkan dengan manusia, maka ilmu manusia bagaikan setetes air di tengah lautan. Dan Allah lebih faham apa yang kita butuhkan dibandingkan diri kita sendiri.

    Dalil naqli:
    وَاَسِرُّوۡ قَوۡلَكُمۡ اَوِجۡهَرُوۡ بِهِۗ إِنَّهٗ عَلِيۡمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوۡرِ ۝
    "Dan rahasiahkanlah perkataanmu atau nyatakanlah. sungguh, dia maha mengetahui segala isi hati". ﴾Al-mulk ayat 13﴿

    اَلَا يَعۡلَمُ مَنۡ خَلَقَۗ وَهُوَ لَطِيۡفُ الۡخَبِيۡرُ ۝
    "Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui?. Dan Dia maha halus, maha mengetahui". ﴾Al-mulk ayat 14﴿
  10. حَيَاۃۡ (hayat) artinya hidup, mustahil mati (maut).

    Dalil aqli:
    Allah adalah sumber kehidupan karena Allah lah yang menciptakan kehidupan. Jika Allah mati maka niscaya kehidupan pun mati karena Allah yang menjaga dan merawat kehidupan, tapi sebaliknya Allah tidak membutuhkan perawatan dari siapa pun. Berbeda dengan makhluk yang mempunyai sifat fana. Allah tidak mengantuk, merasa lelah, sakit, rusak, mati atau musnah.

    Dalil naqli:
    وَتَوَكَّلۡ عَلَی الۡحَيِّ الَّذِيۡ لَا يَمُوۡتُ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِهۗ وَكَفٰی بِه بِذُنُوۡبِ عِبَادِهِ خَبِيۡرًا ۝
    Artinya:
    "Dan bertawakalah kepada Allah yang hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memujiNya. Dan cukuplah Dia yang Maha mengetahui dosa hamba - hambaNya". ﴾Al-furqon ayat 58﴿
  11. سَمَعۡ (sama') artinya mendengar, mustahil tuli (summun).

    Dalil aqli:
    Allah mendengar segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, baik suara yang dijaharkan atau disirkan bahkan isi hati. Mustahil jika Allah tuli karena Allah Maha mendengar do'a dari hamba - hambanya.

    Dalil naqli:
    وَاِذۡ يَرۡفَعُ اِبۡرَاهِيۡمُ الۡقَوَاعِدَ مِنَ الۡبَيۡتِ وَاِسۡمٰعِيۡلُۗۗ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّاۗ اِنَّكَ اَنۡتَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ ۝
    Artinya:
    "Dan ingatlah ketika Ibrohim meninggikan pondasi baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), ya tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, engkaulah yang Maha mendengar, Maha mengetahui".
  12. بَصَرۡ (Bashor) artinya melihat, mustahil buta (umyun).

    Dalil aqli:
    Melihatnya Allah tentu berbeda dengan makhlukNya yang menggunakan indra penglihatan. Allah Maha melihat dengan cara yang layak bagiNya sehingga terbuka bagiNya segala yang ada.

    Dalil naqli:
    اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۗ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌ بِۢمَا تَعۡمَلُوۡنَ ۝
    Artinya: "Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghoib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan".
  13. كَلَامۡ (kalam) artinya berfirman, mustahil bisu (bukmun).

    Pembicaraan Allah disebut "kalamullah". Kalam Allah di sampaikan kepada para rosul baik secara langsung mau pun melalui perantara malaikat jibril. Wujud kalamullah bisa berupa kitab suci seperti Al-quran yang berisi perintah, kisah - kisah orang sholeh dan masih banyak lagi, sebagai pedoman dan wajib kita imani. Dan hanya kepada nabi Musa lah Allah berfirman tanpa perantara malaikat jibril.

    Dalil naqli:
    وَرُسُوۡلًا قَدۡ قَصَصۡنٰهُمۡ عَلَيۡكَ مِنۡ قَبۡلُ وَرُشُوۡلًا لَمۡ نَقۡصُصۡهُمۡ عَلَيۡكَۗ وَكَلَّمَ اﷲُّ مُوۡسٰی تَكۡلِيۡمًا ۝
    Artinya:
    "Dan ada beberapa rosul yang kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rosul (lain) yang tidak kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung".

    صفۃ معنويه :
  14. Penjelasan sifat - sifat ma'nawiyah seperti قَادِرٌ (qodirun) artinya berkuasa, مُرِيۡدٌ (muridun) artinya berkehendak, عَالمٌ (alimun) artinya mengetahui, حَيٌّ (hayun) artinya hidup, سَمِيۡعٌ (sami'un) artinya mendengar, بَصِيۡرٌ (bashirun) artinya melihat, مُتَكَلِمٌ (mutakallimun) artinya berfirman, sudah terwakili oleh sifat - sifat ma'ani yang sudah dijelaskan di atas.
    Semoga bermanfaat.

Sumber :
  1. N.U. Online | dalil dan penjelasan tentang 20 sifat wajib bagi Allah
  2. Kitab sifat 20 bahasa sunda.
Read More

Sabtu, 10 November 2018

Pengertian niat dan bacaan wudhu beserta huruf latin dan artinya

Niat adalah penyengajaan yang dibarengi dengan perbuatan, jika sesuatu yang disengajakan tapi tidak dibarengi dengan niat bukanlah niat tapi azam, azam hanya sebatas keinginan. itu yang membedakan antara niat dengan azam. Seperti contoh: niat dalam sholat maupun wudlu, dilakukan dengan kesengajaan dan dibarengi dengan perbuatan karena keduanya dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Tempatnya niat adalah hati, sedangkan pengucapan niat itu sendiri dimaksudkan untuk mengukuhkan hati dengan lisan agar terbantu saat melakukan niat agar tak ada keraguan dan hukum mengucapkan niat adalah sunah.

Waktu niat dalam sholat adalah pada saat mengangkat kedua tangan saat takbirotul ikhrom sampai akhir takbirotul ikhrom saat kedua tangan bersidakep kemudian membaca doa iftitah. Sementara niat dalam berwudlu adalah pada saat membasuh muka. Keduanya diniatkan dengan hati karena Allah. Adapun pelafadzannya diucapkan sebelumnya.

Sebelum kita membahas bacaan wudlu ada baiknya kita mengingat - ingat kembali apa saja sih yang termasuk kedalan fardlu wudlu. Fardhu wudu ada enam diantaranya:

  1. Niat
  2. Membasuh area wajah yang batasannya adalah ujung rambut yang tumbuh di atas kening untuk ukuran yang normal, bagi yang tidak punya rambut dikira - kira saja asal jangan berlebihan. Batas bagian samping adalah pangkal telinga. Batas bagian bawah adalah sampai ke bawah dagu tempat tumbuhnya janggut bagi yang punya janggut. 
  3. Membasuh tangan dimulai dari pangkal tangan sampai siku. Yang perlu ditekankan di sini adalah membasuh yang artinya adalah air yang mengalir ke anggota tubuh kita yang termasuk kedalam wudlu, bukan dengan memercikan air atau sekedar mengoles dengan telapak tangan saja, tapi juga jangan berlebihan. 
  4. Mengusap kepala sedikit (bagian kepala yang ditumbuhi rambut), adapun bagian kepala yang mana harus diusap, ulama berbeda - beda pendapat, ada yang mengusap seluruh kepala lalu bersambung mengusap telinga ada juga yang hanya mengusap bagian depan saja, sebagaimana pendapat imam syafi'i dalam fiqihnya. Tinggal lah kita memilih bagaimana guru kita mengajarkan, itu lah yang harus diikuti karena mereka memiliki manhaj ilmu yang jelas yang tersambung dengan para ulama salaf termasuk imam yang empat, imam maliki, imam syafi'i, imam hambali dan imam hanafi. Dari salah satu imam inilah para guru kita mengambil rujukan fiqih. Kebetulan dalam artikel ini saya mengacu pada kitab safinatun najah yang mana isinya menggunakan fiqih imam syafi'i. 
  5. Membasuh kedua kaki dimulai dari pangkal sampai mata kaki atau lebih sedikit. Dahulukan membasuh yang kanan baik kaki maupun tangan. 
  6. Tertib. Pengertian tertib di sini adalah mendahulukan perkara yang seharusnya didahulukan kemudian disusul dengan perkara yang belakangan. Yang artinya wudlu harus teratur urutannya sesuai point - point yang tertulis diatas termasuk yang sunah seperti berkumur dan yang lainnya,  Jangan secara acak

Berikut ini adalah bacaan wudhu,  baik yang sunah maupun yang wajib dari awal sampai akhir secara berurutan (tertib) beserta artinya dan tulisan latin agar memperjelas bacaan karena tanda harokat di dalam teksnya sebagian tidak jelas:

Doa membasuh telapak tangan
اَللّٰهُمَّ احْفَظْ يَدَيَّ مِنْ مَعَاصِكَ كُلِّهَا
Allahummah fadhzyadayya mimma'aashika kullihaa
Artinya:
"Ya Allah peliharalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat ke padaMu"

Doa berkumur
اَللّٰهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a'inni 'alaa dzikrika wasyukrika wahusni i'baadatika
Artinya:
"Ya Allah bantulah aku untuk selalu berdzikir kepadaMu dan selalu memperbaiki ibadah kepadaMu"

Doa membersihkan hidung
اَللّٰهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَةَ الجَـنَّةِ وَاَنْتَ عَنِّي رَاضٍ
Allahumma arihnii roo-ihatal jannati wa an'ta 'annii roodhin.
Artinya:
"Ya Allah berilah aku penciuman wewangian surga dan keadaan engkau terhadapku yang selalu meridhoi"

Niat wudhu
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitul wudhu-a lirof'il hadatsil ashgori fardhollillaahi ta'aalaa.
Artinya: 
"Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah ta'ala".

Doa membasuh wajah
اَللّٰهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ
Allahumma bayyidh wajhii yauma tabyaddhu wujuuhuw wataswaddu wujuuh.
Artinya:
"Ya Allah putihkan lah wajahku pada hari menjadi putih berseri wajah - wajah kaum muslimin dan menjadi hitam legam wajah - wajah orang - orang kafir"

Doa membasuh tangan kanan
اَللّٰهُمَّ اَعْطِنِى كِتاَبِى بِيَمِيْنِى وَحَاسِبْنِى حِسَاباً يَسِيْرًا
Allahumma a'thinii kitaabi biyamiini wahaasibni hisaabayyasiiroo.
Artinya:
"Ya Allah berikanlah kepadaku kitab amalku dari tangan kananku dan hisablah aku dengan penghisaban yang ringan".

Doa membasuh tangan kiri
اَللّٰهُمَّ لاَ تُعْطِنِى كِتاَبِى بِشِمَالِى أَومِنْ وَرَاءِ ظَهْرِى
Allahumma laa tu'thini kitaabi bisyimaali aumiw warooi dhzohrii.
Artinya:
"Ya Allah jangan engkau berikan kepadaku kitab amal dari tangan kiriku atau pada belakang punggungku".

Doa mengusap rambut kepala
اَللّٰهُمَّ حَرِمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ
Allohumma harrim sya'ri wabasyarii 'Alannaar.
Artinya:
"Ya Allah haramkan rambutku dan kulitku atas api neraka".

Doa membasuh telinga
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ اْلقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ
Allahummaj'alni minalladziina yastami'uunal qoula fayattabi'uuna ahsanah
Artinya:
"Ya Allah jadikan aku termasuk orang - orang yang mendengarkan nasihat dan mengukuti suatu yang terbaik".

Doa membasuh kaki kanan
 اَللّٰهُمَّ ثَبِّتْ قدَمَيَّ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تُثَبِّتُ فِيْهِ اَقْدَامَ عِبَادِكَ الصَالِحِينَ
Allahumma tsabbit qodamayya 'alashiroothi yauma tutsabbitu fiihi aqdama 'ibaadikashoolihiin.
Artinya:
"Ya Allah mantapkan kedua kakiku di atas jembatan shirotol mustaqim pada hari dimana banyak kaki - kaki yang tergelincir".

Doa membasuh kaki kiri
اَللّٰهُمَّ لَاتَزِلُّ قدَمَيَّ عَلَى الصِّرَاطِ فِي النَّارِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ اَقْدَامُ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْمُشْرِكِينَ
Allahumma laa tazillu qodamayya 'alashiroothi finnaari, yauma tazillu fiihi aqdaamul munaafiqiina walmusyrikiin.
Artinya:
"Ya Allah jangan kau gelincirkan langkahku pada jalan neraka pada hari tergelincirnya langkah orang - orang munafik dan orang - orang musyrik".

Doa setelah berwudhu
اَشْهَدُ اَنْ لاَّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Asyhadu allaa ilaha illallahu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhuu warosuuluh, allahummaj'alni minattawwaabiina waj'alni minal mutathohhiriin.
Artinya:
"Aku bersaksi, tiada tuhan selain Allah yang maha esa, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhamad adalah hamba dan utusan Allah, ya Allah jadikanlah aku dari golongan orang - orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari orang - orang yang bersuci".

Itulah tadi penjelasan singkat tentang pengertian niat berdasarkan kitab sarah safinatun najah karya syekh Nawawi Albantani dan bacaan wudhu, untuk praktek wudhunya silahkan anda tanyakan langsung kepada guru pembimbing agar sempurna sholat kita dan keberkahan yang kita dapat dari ilmu yang kita terima dari guru. Semoga apa yang saya bagikan ini bermanfaat untuk kita semua, Amiin...

Mohon dikoreksi jika ada yang kurang atau pun salah dalam penulisan. 
Read More

Rabu, 07 November 2018

Rukun Iman dan makna lafadz tauhid

Assalamualaikum wr.wb.
Segala puji hanya milik Allah yang menguasai seluruh alam tidak ada sesuatu apapun yang berhak disembah kecuali Allah, dan hanya kepadanyalah kita memohon pertolongan dari perkara - perkara dunia dan akhirat. Tak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah yang maha tinggi dan maha agung. Sholawat dan salam semoga tercurah atas baginda nabi Muhamad saw. Beserta keluarganya dan para sahabat - sahabatnya.

Artikel kali ini melanjutkan bahasan sebelumnya tentang rukun islam, kali ini kita akan sama - sama belajar tentang rukun iman yang dinukil dalam kitab sarah safinatun najah. Jika ada yang kurang atau salah dalam tulisan saya, saya mohon dikoreksi, karena saya juga butuh masukan sebagai proses pembelajaran agar lebih baik.

Pasal: rukun iman
Sebagaimana kita tahu bahwa rukun iman ada 6. Yang sudah semestinya kita hafal karena sejak dari usia dini biasanya kita sudah diperkenalkan rukun iman baik oleh orang tua maupun guru - guru di sekolah, madrasah maupun pengajian.

  1. Beriman kepada Allah. Meyakini bahwa Allah itu ada,Allah itu dahulu mustahil ada yang mendahului, Allah itu kekal mustahil Allah itu binasa, Allah tidak sama dengan sesuatu apapun yang menjadi ciptaanNya, ilmu Allah itu meliputi segala perkara yang tidak bisa dijangkau oleh otak manusia, Allah itu tunggal tidak berbilang, Allah Maha kuasa atas segalanya, Allah maha berkehendak, Allah maha mengetahui, Allah maha mendengar, Allah maha melihat, Allah maha berucap. Sifat - sifat Allah tadi adalah sebagian dari 20 sifat - sifat  Allah yang dirumuskan oleh ulama salaf yaitu imam Abu Hasan Alasy'ari yang hidup di abad ke tiga tahun hijriyah yang eksistensi maupun keilmuannya diakui oleh para ulama dunia sebagai mujtahid. Aqidah yang menjadi identitas Ahlusunah waljama'ah yang sebagian besar pengikutnya adalah  bermahzab syafi'i dalam hal fiqih. 
  2.  Beriman kepada para malaikat. Percaya akan keberadaan para malaikat sebagai makhluk yang Allah ciptakan dari cahaya yang lembut. Tidak berwujud laki - laki tidak pula berwujud perempuan dan tidak beribu ataupun ayah karena malaikat diciptakan tidak melalui proses melahirkan. Makhluk yang selalu membenarkan apa yang diperintahkan Allah tanpa protes, tidak membutuhkan makan atau pun minum, tidak membutuhkan tidur dan tidak memiliki sahwat. Malaikat berbeda dengan manusia, mereka tidak mendapatkan hisab dari Allah S.W.T. atas apa yang sudah mereka perbuat. 
  3. Beriman kepada kitab - kitab Allah. Makna iman kepada kitab - kitab Allah yaitu membenarkan kitab - kitab yang Allah turunkan melalui para utusan Allah adalah kalamullah (perkataan Allah).  Diantaranya adalah kitab taurat, zabur, injil dan yang terakhir alquran, kitab yang menyempurnakan kitab - kitab sebelumnya yang kontradiktif dengan aqidah yang dibawa oleh nabi - nabi sebelumnya karena kejahilan umat. Dengan turunnya wahyu Allah kepada nabi muhamad berarti menghapus syari'at - syariat sebelumnya. 
  4. Beriman kepada utusan - utusan Allah. Para utusan Allah adalah seutama - utamanya hamba Allah, manusia yang dipilih dari jalur nasab yang terbaik yang terlahir sebagai laki - laki yang membawa risalah dari Allah melalui jibril dan yang paling utama adalah nabi Muhamad saw yang mengemban tugas untuk menyebarkan perintah Allah kepada seluruh umat manusia maupun jin. Ada banyak utusan Allah yang hanya Allah saja yang mengetahui, namun yang wajib diketahui ada 25 nabi yang Allah utus untuk memerintahkan umat manusia hanya menyembah Allah. 
  5. Beriman kepada hari akhir (kiamat). Meyakini akan adanya hari akhir, adanya hari penghisaban dan hari pembalasan, percaya akan adanya surga dan neraka yang kesemuanya itu adalah rentetan kejadian yang terjadi setelah terjadinya hari kiamat. 
  6. Beriman kepada qodo dan qodar. Percaya bahwa sesuatu yang baik dan buruk itu datang atas kehendak Allah bukan dari sesuatu selain Allah. Adapun makna qodo dan qodar para ulama di kalangan Asya'irah berpendapat, dan yang paling masyhur adalah sebagai berikut: qodo adalah dahulu, ketentuan Allah yang sudah ada sejak jaman azali, sementara qodar adalah hal baru,  ketentuan Allah yang terjadi pada masa setelahnya  (masa sekarang atau masa selanjutnya). Sederhananya seperti misalnya kita diberi sakit, sembuh atau tidaknya atau bahkan mati hanya Allah yang tahu, tapi bukan berarti kita pasrah tanpa berikhtiar mengobati, nah proses mengobati inilah yang disebut menjemput qodar. Sakit adalah qodonya sedangkan sembuh adalah qodarnya. Agak ngejlimet kalau kita bicara masalah qodo dan qodar, yang jelas Allah tidak memerintahkan kita untuk pasrah dengan takdir. Apapun yang akan terjadi kelak baik maupun buruk bukan serta merta menyerahkan semuanya kepada Allah tanpa berikhtiar. Percaya dan berhusnudzon kepada Allah adalah kunci dalam berusaha mencari ridho Allah, karena maha sempurna Allah atas segala rencananya.
adapun makna lafadz tauhid "Lailaha ilallah" menurut imam nawawi sebagaimana yang tertulis di kitab safinatun najah adalah ''tak ada sesuatu apapun yang berhak disembah dalam keberadaannya kecuali Allah". Kesaksian kita mengakui keesaan Allah yang berarti mengakui bahwa hanya Allah yang berhak disembah, bukan kepada ciptaan Allah seperti matahari, rembulan, gunung, laut, dan sebagainya, atau kepada harta, jabatan, gadjet, dan barang - barang berteknologi buatan manusia lainnya.
Kalimat tauhid yang menjadi kunci surga, kalimat yang sering kita ucapkan paling sedikit 10 kali sehari dalam sholat, dan seutama - utamanya dzikir adalah lafadz "lailaha ilallah", dzikir yang membentengi diri kita dari godaan dan gangguan syetan.

Wallahu a'alam bishowab... 
Read More

Selasa, 06 November 2018

Rukun Islam


Sebelum saya membahas tentang isi artikel, penting rasanya untuk saya memberitahu ke pada pembaca bahwa apa yang saya tulis di artikel ini dinukil dari kitab sarah safinah annaja dalam bab rukun Islam, yang tentunya bukan saya yang menyurahkan, tapi dari guru - guru yang jauh lebih kompeten di bidang agama baik yang di pesantren maupun di majelis - majelis ilmu, dan beberapa sumber sebagai rujukan dalil yang berhubungan dengan topik yang saya bahas guna mempermudah ketikan saya dalam bahasa arab.

Segala puji hanya milik Allah yang menguasai seluruh alam, tidak ada sesuatu apapun yang berhak disembah kecuali Allah, dan kepadanyalah kita memohon pertolongan dari perkara - perkara dunia dan perkara agama. Solawat dan salam atas nabi Muhamad saw sebagai pungkasan para nabi (nabi terakhir) dan keluarganya dan para sahabatnya. Tak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah yang maha tinggi dan maha agung.

Pasal Rukun Islam
Rukun islam wajib hukumnya untuk diketahui oleh setiap muslim yang sudah aqil baligh yang bukan cuma sekedar mengetahui akan tetapi juga harus dilaksanakan. Adapun rukun islam adalah:

  1. Syahadat. Sebuah pernyataan yang meyakini bahwa "tiada tuhan yang wajib disembah selain Allah dan Muhamad utusan Allah" kalimat tauhid yang merangkum antara tauhid rububiyah (mengakui bahwa Allah adalah satu - satunya tuhan yang menciptakan alam semesta dan kehidupan, serta yang melindungi dan yang memeliharanya) , ulukhiyah (mengakui bahwa Allah adalah satu - satunya tuhan yang wajib disembah tanpa menisbatkan kepada apapun)  dan asma' wa sifat (pengakuan bahwa Allah sebagai pencipta alam sesemesta dan Allah memiliki nama - nama yang baik dan memiliki sifat - sifat yang layak dan pantas yang tidak menyerupai sifat - sifat makhluk ciptaannya), yang ketiganya menjadi satu kesatuan yang tidak boleh dipisah - pisahkan atau di pilah - pilah. Karena jika satu tauhid ditolak maka keluar dari iman. 
  2. Mendirikan sholat. Ibadah yang wajib di kerjakan bukan sekedar rutinitas, akan tetapi menjadi kebutuhan batin yang kemudian di terapkan dalam keseharian kita sebagai umat muslim, karena banyak hikmah yang bisa dipetik dari mulai berwudhu sampai penutup sholat yaitu mengucap salam, untuk bisa kita terapkan dalam keseharian kita, seperti halnya wudhu yang mengajarkan tentang kebersihan dan perilaku tertib, dan sholat yang mengajarkan kita bahwa manusia sama di hadapan Allah dan lain sebagainya. 
  3. Menunaikan zakat. Perintah untuk menunaikan zakat ini seringkali bisa kita jumpai di ayat - ayat Alquran yang dibarengi dengan perintah sholat sedikitnya ada 24 ayat yang memerintahkan kita untuk sholat dan menunaikan zakat salah satunya dalam surat Albaqarah : 43. وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِينَ
    "Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk". Sholat adalah interaksi kita dengan Allah sedangkan zakat adalah hubungan kita dengan sesama manusia salah satunya tentu tidak bisa dan tidak boleh kita abaikan bahkan ditinggalkan (hablum minallah, hablum minannaas). 
  4. Puasa di bulan Ramadhan. Ibadah yang tidak boleh ditinggalkan oleh semua umat muslim yang sudah aqil baligh, sebagaimana juga pernah dilakukan oleh umat - umat terdahulu agar kita bertaqwa kepada Allah SWT. 
  5. Menunaikan ibadah haji. Ibadah yang diwajibkan untuk orang - orang muslim yang mampu dari segi finansial, kesehatan dan lain - lain, tapi bukan berarti mampu berhaji diukur dari finansial, karena ibadah haji adalah panggilan Allah dan bagaimana kita mendapat panggilan dari Allah jika dari hati keci saja tidak ada kerinduan untuk bertamu ke rumah Allah. Jika Allah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin. 

Wallahu a'alam bisshowab... 


sumber:

Read More