Tampilkan postingan dengan label Tajwid. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tajwid. Tampilkan semua postingan

Jumat, 07 Desember 2018

Belajar tajwid | Hukum mim dan nun tasydid





Hukum mim dan nun tasydid adalah huruf wajib yang menjadi ciri gunnah.
Secara bahasa gunnah adalah suara yang menekan keluar dari lubang hidung.
صَوۡتٌ اُرِنُ يَخۡرُجُ مِنَ الۡخَيۡشُوۡمِ

Gunnah dibagi 2 yaitu:
  1. Gunnah ashliyah اصليه.yaitu gunnah yang tidak berhubungan dengan kalimat yang lain.

    seperti contoh:
    ثُمُّ "tsumma".
    إنَّا "innaa".

  2. Gunnah aridhiyah عرضيه. yaitu gunnah yang berhubungan dengan kalimat lain yang juga disebut gunnah musyaddad غنّه مشدّد. br/>
    Seperti contoh:
    وَآمَنَهُمۡ مِّنۡ terjadi gunnah karena ada hukum idghom mitslain. مۡ bertemu dengan huruf م

    Gunnah ketika di ujung kalimat atau waqof tidak merubah hukumnya, wajib dibaca gunnah yang berdengung keluar dari lubang hidung, dibaca panjang 2 harokat.
Simulasi


إِنَّآ اَعۡطَيۡنَاكَ الۡكَوۡثَرَ۝
"Innaaaaaa a'athoinakal kautsar"

فَصَلِّ لِرَبِكَ وَنۡحَر ۝ "Fasholli lirobbika wanhar"

اِنَّ شَانِءَكَ هُوَ الۡاَبۡتَرُ۝
"Inna syaaniaka huwal abtar"

silahkan anda tentukan sendiri
yang mana gunnah?..
yang mana harfu layin?..
yang mana madthobi'i?..
yang mana alif lam qomariyah?..
dilihat dari ciri - cirinya menurut ilmu tajwid.

wallahu a'alam bishowab.
Read More

Jumat, 30 November 2018

Belajar tajwid | Hukum mim sukun




Mim sukun apabila bertemu dengan huruf hijaiya maka hukumnya terbagi menjadi 3 bagian:
  1. Ikhfa Syafawi. إخفاء شفوي
    فَالۡاَوَّلُ الۡاِخۡفَاءُ قَبۡلَ الۡبَاءِ. وَسَمِّهِ شَفۡوِيِّ لِلۡقُرَاءِ

    Hukum ikhfa syafawi berlaku pada huruf "ba" ( ب ) jika sebelumnya ada huruf mim sukun ( مۡ ).
    Ikhfa Syafawi mempunyai 1 huruf saja sebagai ciri hukumnya, yaitu huruf ب.

    Contoh:
    هُمۡ بِاَسمَٓاءِ ada mim sukun ( مۡ) bertemu dengan huruf ba (ب)
     كُنۡتُمۡ بِه ada huruf mim sukun ( مۡ ) bertemu dengan huruf ba ( ب )
  2. Idgom Mutama tsilain / Idghom mitslain. إدغام متما ثلين
    وَالۡثَّانِ إِدۡغَامٌ بِمِثۡلِهَا اَتَی. وَسَمِّ إِدۡغَامًا صَغِيۡرَا يَافَتَی

    Hukum idghom mutama tsilain berlaku pada huruf mim (م) jika bertemu huruf mim sukun ( مۡ ).
    Idghom mutama tsilain hanya mempunya 1 huruf yang menjadi ciri hukumnya, yaitu huruf mim ( مۡ).

    Contoh:
    تِيَنَّكُمۡ مِ ada mim sukun (مۡ) bertemu dengan huruf mim ( م )
     نَجَّيۡنٰكُمۡ مِنۡ
    ada mim sukun (مۡ) bertemu dengan huruf mim ( م )
  3. Idzhar syafawi. إظهر شفوي
    وَالۡثَّالِثُ الۡاِظۡهَارُ فِی الۡبَقِيَه. مِنۡ اَحۡرُفِ وَسَمِّهَا شَفۡوِيَه


    Hukum Idzhar safawi berlaku untuk semua huruf hijaiya dari huruf ا sampai ي kecuali huruf mim ( ب ) dan ( م ) jika bertemu dengan huruf mim sukun ( مّ ).

    Contoh:
     رَبِّكُمۡ عَظِيۡم
    ada mim sukun ( مۡ )bertemu dengan huruf ain ( ع )
     وَاَنۡتُمۡ تَنۡظُرُوۡن ada mim sukun ( مۡ) bertemu dengan ta ( ت ).

    wallahu a'alam bishowab.
Read More

Belajar tajwid | Hukum nun sukun dan tanwin





Pada dasarnya harokat tanwin dan nun sukun itu sama dalam pengucapannya yaitu sama - sama berakhiran "N" atau makhroj "nun" nya diucapkan, Akan tetapi beda makna.
Seperti contoh:

كِتٰبٌ dibaca "kitaabun"
كِتٰبُنۡ dibaca "kitaabun"


Nah dalam ilmu tajwid, hukum nun mati dan tanwin akan berubah pengucapannya tergantung huruf setelahnya, tidak selalu diucapkan "an" "in" "un" bahkan makhroj nun nya sama sekali tidak diucapkan. seperti contoh:

صُمٌّ بُكۡمٌ dibaca "shummum bukmun" tidak dibaca "shummun bukmun" padahal ada dhomah tain yang seharusnya dibaca "un".

kenapa bisa begitu?..
Ada penjelasannya, insya Allah akan saya jelaskan di artikel ini.

Hukum nun mati dan tanwin

لِلنُّوۡنِ إِنۡتَسۡكُنۡ وَلِلتَّنۡوِيۡنِ اَرۡبَعُ اَحۡكَمُ فَخُذۡ تَبۡيِيۡنِ
Hukum nun mati / sukun نۡ dan tanwin ٌ ٍ ً dibagi menjadi 4 hukum jika bertemu dengan huruf hijaiyah silahkan simak pembagiannya:
  1. Idzhar.
    فَلۡاَوَّلُ الۡاِظۡهَارُ قَبۡلَ الۡاَحۡرُفِ لِلۡخَلۡقِ سِتٌّ رُتِّبَتۡ فَلۡتَعۡرِفِ
    Secara bahasa idzhar adalah jelas. sederhananya, idzhar adalah bilamana ada nun sukun (نۡ) dan tanwin ( ٌ  ٍ ً ) bertemu dengan huruf idzhar maka harus dibaca jelas makhroj nun atau tanwin nya seperti "an" "in" "un".

    Idzhar memiliki 6 huruf yang menjadi tanda atau ciri bahwa suatu kalimat hukum bacaannya adalah idzhar, diataranya adalah:
    أ ه ع غ ح خ

    Contoh:
    عَذَابٌ عَظِيۡم ۝
    --> dibaca "'adzaabun 'adzhiiiiiim".
    ada dhomah tain ٌ bertemu dengan huruf "ain" ع, jadi kata عَذَابٌ dibaca jelas dhomah tainnya sebagaimana semestinya "ba dhomah tain = bun". karena huruf ain (ع) adalah huruf idzhar, maka fungsi tanwin dibaca jelas "'adzaabun".

    Contoh lain:

    حِجّارَۃٌ اُعِدَّتۡ --> ٌ bertemu dengan ا
    رَغَدًا حَيۡثُ --> ً bertemu dengan ح

  2. Idghom.
    وَالۡثَّانِ إِدۡغَامٌ بِسِتَّۃٍ اتَتۡ فِيۡ يَرۡمَلُوۡنَ عِنۡدَهُ قَدۡ ثَبَتَتۡ
    Secara istilah idghom adalah memasukan nun sukun atau tanwi di huruf pertama ke huruf yang kedua sehingga huruf yang kedua menjadi huruf berharokat tasydid.

    Contoh:
    اَنۡدَادًا وَاَنۡتُمۡ --> dibaca "an'daadaw wan'tum" tidak dibaca "an'daadan wa an'tum" karena huruf dal berharokat tanwin دً bertemu dengan wau berharokat fatah و, yang menjadi ciri idghom di sini adalah tanwin ( ً  ) bertemu dengan huruf wau ( و ), maka huruf wau و dianggap berharokat tasydid walaupun harokat tasydidnya tidak ditulis.

    huruf idghom seluruhnya ada 6 yaitu:
    ي ر م ل و ن
    dikumpulkan dalam kata يَرۡمَلُوۡنَ

    lalu idghom dibagi dua:
    -Idghom bigunnah atau idghom ma'al gunnah.
    idghom bigunnah memiliki 4 huruf:
    ي ن م و
    Contoh idghom bigunah:
    اَنۡدَادًا وَ --> dibaca "an'daadawwa" bukan dibaca "an'daadanwa" karena "wau" و adalah ciri untuk idghom yang dianggap berharokat tasydid ّ karena ada tanwin pada huruf sebelumnya.

    رَيۡبٍ مِ --> dibaca "roibimmi" kasroh tain / tanwin ٍ bertemu dengan huruf mim م.

    Kecuali lafadz دُنۡيَ harus dibaca "dunya" bukan "duyya" ataw lafadz سِنۡوَانٍ dibaca "sinwanin" tidak dibaca "siwwanin".
    Karena dengan mengucapkan sesuai dengan apa yang tertulis tanpa dihukumi idghom maka tidak merusak makna kalimat دُنۡيَ dan سِنۡوَانٍ .

    -Idghom bila gunnah.
    Memiliki 2 huruf:
    ل dan ر

    Contoh idghom bila gunah:
    هُدًی لِّلۡمُتَّقِيۡن --> dibaca "hudal lilmuttaqiiiiiin" tidak dibaca "hudan lilmuttaqiiiiiin". karena fatah tain / tanwin bertemu dengan huruf "lam" ل, maka huruf lam dianggap beryasydid walaupun tidak tertulis harokat tasydidnya.
  3. Iqlab.
    ً وَالثَّالِثُ الۡاِقۡلَابُ عِنۡدَالۡبَاءُ مِمَّا بِغُنَّۃٍ مَعَ الۡاِخۡفَاءَ
    Secara istilah, pengertian iqlab adalah merubah nun sukun atau tanwin menjadi mim ( (م
    Sebagaimana qo'idahnya:
    قَلۡبُ النُّوۡنِ السَّاكِنِ اَوِالتَّنۡوِيۡنِ مِيۡمًا لَفۡظً لَا خَطً حَالَتَانِ دُخُلِهِمَا بَاءَ مَعَ غُنَّۃٍ
    Contoh:

    صُمٌّ بُكۡمٌ dibaca "shummum bukmun" bukan "shummun bukmun", karena apabila nun sukun (نۡ) atau tanwin ( ٌ ٍ ً ) bertemu dengan huruf ba (ب) maka hukumnya adalah iqlab yang berarti bahwa dhomah tain dalam contoh di atas menjadi mim (م).
    Huruf iqlab hanya 1 yaitu huruf ب.

    Contoh lain: مِنۡ بَعۡدِ dibaca "mim ba'di"
    اَنۡبِئُوۡنِيۡ dibaca "ambiuunii"
  4. Ikhfa.
    وَالرَّبِعُ الۡاِخۡفَاءُ عِنۡدَ الۡفَاضِلِ

    Secara istilah, ikhfa adalah menyamarkan nun sukun (نۡ) dan tanwin ( ٌ ٍ ً ).
    contoh وَمِنۡ شَرِّ dibaca "wamin'syarri" bukan dibaca "wamin syarri" dan jangan terlalu dibaca berdengung seperti "wamingsyarri" tapi vokal "ng" nya disamarkan.

    Huruf ikhfa ada 15 yaitu:
    ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ك ق

    صِفۡ ذَاثَنَا كَمۡ جَدَّ شَخۡصٌ قَدۡ سَمَا دُمۡ طَيِّبَا زِدۡفِيۡ تُقٰی ضَعۡ ظَا لِمَا
  5. Berusahalah selalu Berakhlaq sebagai manusia terpuji
    Betapa selalu bersungguh
    seseorang yang luhur
    derajatnya

    Tetaplah menjadi manusia baik
    tambah taqwamu
    Dan jauhilah orang yang suka menganiaya.
واﷲ اعلم بالصّوب
Read More

Selasa, 27 November 2018

Belajar tajwid | Surat Al-fatihah beserta hukum tajwidnya






بِسۡمِ ﷲِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحيۡمِ ١۝


"Bismillaahi rrohmaani rrohiiiiiim".

اَلحَمۡدُ لِلّٰهِ رَبِّ الۡعَالَمِيۡنَ ٢۝
"Alhamdu lillaahi robbil'aalamiiiiiin".

الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ ٣۝ 
"Arrohmaani rrohiiiiiim".

مَالِكِ يَوۡمِ الدِّيۡنِ ٤۝
"Maaliki yaumiddiiiiiin".

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ ٥۝
"iyaaka na'budu waiyaaka nasta'iiiiiin".

اِهۡدِنَ الصِّرَاطَ الۡمُسۡتَقِيۡمِ ٦۝
"Ihdinasshiroothol mustaqiiiiiim".

صِرَاطَ الَّذِيۡنَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ المَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّآلِّيۡنَ ٧۝
"Shirootholadziina an'amta 'alaihimghoiril magdhuubi 'alaihim waladdhoooooolliiiiiin". 

keterangan:
Tarqiq بِسۡمِ اللّٰهِ, لِلّٰهِ
"Ro" tafkhim رَ
Alif lam syamsiyah وَلَاالضَّ, نَ الصِّ, مِ الدِّيۡن
Alif lam qomariyah طَ الۡمُ, رِالمَ, بِ الۡعَا
Mad aridh lissukun لِيۡنَ ۝, قِيۡمِ ۝, دِيۡنِ ۝ 
mad thobi'i مَغۡضُوۡ, صِرَاطَ, مَالِكِ
Harfu layin لَيۡ, غَيۡ, يَوۡ
Izhar أَنۡعَ
Izhar safawi عَمۡتَ
Mad lazim mutsaqol kalimi  ضَآلِّ

Dalam surat A-lfatihah, lafadz basmalah termasuk kedalam ayat, yang akan saya garis bawahi di sini adalah hukum tajwid lam jalalah yang terdapat pada lafadz  Allah. Sebagai pembahasan awal di artikel kali ini.

Lam jalalah pada lafadz Allah mempunyai dua hukum yaitu tarqiq (dibaca tipis) dan tafkhim (dibaca tebal).

Dibaca tarqiq jika huruf sebelum lafadz Allah adalah berharokat kasroh. Seperti contoh lafadz "bismillah" بِسۡمِ ﷲِ, huruf mim ِم  berharokat kasroh berada di sebelum lafadz Allah, maka lafadz Allah dibaca tarqiq (tipis)

Dibaca tafkhim jika huruf sebelum lafadz Allah berharokat fatah atau dhomah. Seperti contoh:
عِنْدَ اللّٰهُ sebelum lafadz Allah ada harokat fatah, maka lafadz Allah harus dibaca tafkhim (tebal).
رَسُوْلُ ﷲ sebelum lafadz Allah ada harokat  dhomah, maka lafadz Allah dibaca tafkhim (tebal).

Hukum mad di dalam lafadz اللّٰه adalah mad ta'zim.

Pembahasan ke 2 yaitu alif lam syamsiah.
Apa itu alif lam syamsiah?.
Alif lam syamsiah adalah hukum bacaan Al-quran dimana suatu kalimat memiliki huruf alif dan lam  mati tapi tidak dibaca makhroj lam nya, seperti contoh:

مِنَ النّاَسِ ada huruf alif dan lam pada kalimat "minan naasi" tapi tidak dibaca  makhroj lamnya, tidak dibaca "minal naasi" tapi  dibaca "minan naasi".
Kenapa tidak dibaca makhroj lam nya?
Alasan pertama karena terlihat jelas ada tasydid.
Alasan  kedua karena huruf nun yang bertasydid tadi adalah salah satu huruf yang menjadi ciri alif lam syamsiah.

adapun  ciri alif lam syamsiah ada 14 huruf, diantaranya adalah:
ت ث د زرذ س ش ص ض ط ظ ل ن yang diawali huruf ال 

Pembahasan ke 3 adalah alif lam qomariyah. Apa itu alif lam qomariyah?. 

Alif lam qomariyah adalah kebalikan dari alif lam syamsiah, itu artinya kalimat yang makhroj lamnya dibaca.
Seperti contoh:

رَبِ العَالميْنَ dibaca "robbil 'aalamiina" bukan "robbi' 'aalamiina"

غَيْرِ المَغْضُوبِ dibaca "goiril magdhuubi" bukan "goirim magdhuubi".

Adapun ciri hurufnya adalah:
ا ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه yang diawali huruf ال.

Pembahasan ke 4 yaitu izhar, dimana nun sukun / mati نْ atau tanwin ً dibaca jelas jika bertemu huruf - huruf seperti berikut: 
أ ه ع غ ح خ 

Seperti contoh: 

عَذَابٌ أَلِيْم "'adzaabun aliim" dihukumi izhar karena harokat tanwin / dhomah tain bertemu dengan alif.

أَنْعَمْتَ dibaca "an'amta" kata "an'a" أَنۡعَ hukumnya izhar karena nun sukun bertemu dengan huruf 'ain ع.

Pembahasan ke 5 yaitu izhar safawi. hukum mim sukun / mati  ketika bertemu huruf - huruf hijaiyah dari mulai ا sampai ي kecuali huruf mim م dan ب.
Seperti contoh: 

أَنْعَمْتَ "an'amta". kata "amta" عَمۡتَ adalah izhar safawi karena ada huruf mim sukun مْ bertemu dengan huruf ta ت.

Wallahu a'alam bishowab...

Read More

Sabtu, 24 November 2018

Belajar tajwid | mengenal tanda baca mad lazim harfi musyba, harfi mukhofaf, mad farqi, dan mad tamkin.





Mad far'i yang keseluruhannya ada 14, sudah 10 yang saya bahas sebelumnya, tinggal 4 mad lagi yang menjadi bahasan terakhir tentang bab mad, yaitu mad lazim harfi musyba, mad lazim harfi mukhofaf, mad farqi dan mad tamkin

K. Mad lazim harfi musyba'. adalah mad yang biasa kita temui di awal surat seperti awal surat albaqoroh الٓمّ (mutsaqol) disebut mutsaqol karena ada harokat tasydid. dibaca panjang 6 harokat kemudian sedikit menghentak pada huruf yang bertasydid. dibaca "alif laaaaaammiim" atau الٓرّ "alif laaaaaamrroo", kedua ayat tadi adalah contoh mad lazim harfi musyba'.


selain mad lazim harfi musba' mutsaqol ada juga yang mukhofaf


contoh:  كٓهيعٓصٓ dibaca "kaaaaaaf ha ya 'aiiiiiin shooood" atau نٓ dibaca "nuuuuuun" dan masih banyak lagi contoh lainnya yang bisa kita temukan di Al-quran.


L. Mad lazim harfi mukhofaf. sama seperti mad lazim harfi musyba', mad lazim harfi mukhofaf juga sering kita temukan di awal - awal surat yang mana mad ini mempunyai 5 ciri huruf yaitu:ح, ط, ه, ر, ي


contoh:

حٰمٓ  "haa miiiiiim" = yang menjadi ciri hukumnya adalah huruf ح dibaca 2 harokat.

طٰهٰ "thoo haa" = yang menjadi ciri hukumnya adalah huruf ط dan ه dibaca panjang 2 harokat.


يٰسٓ "yaa siiiiiin" = yang menjadi ciri hukumnya adalah huruf ي dibaca panjang 2 harokat.


M. Mad farqi. adalah mad yang terjadi apabila ada mad badal bertemu dengan huruf bertasydid. Panjang harokat untuk mad farqi adalah 6 harokat.


Masih ingat kan badal pada pembahasan di artikel sebelumnya?..


Baiklah, untuk mengingat kembali, saya jelaskan apa itu mad badal.

mad badal adalah huruf hamzah = أَ /  ءَ yang berharokat patah bertemu dengan huruf alif = ا yang menjadi ciri mad thobi'i lalu keberadaan alif sebagai ciri mad digantikan oleh fatah berdiri. Untuk penjelasan lengkapnya silahkan lihat di sini.

Kembali ke pembahasan tentang mad farqi, berikut ini adalah contohnya:


Pertengahan ayat ke 143 surat Al-an'am

قُلْ ءٰٓالذّكَرَيْنِ dibaca "qul aaaaaadzzakaroini" huruf hamzah berharokat fatah berdiri adalah tanda bahwa huruf hamzah dihukumi mad farqi dibaca panjang 6 harokat. Seperti halnya mad wajib muttasil dan mad jaiz mun'fasil, maka pada huruf yang dihukumi mad farqi pun diberi tanda harokat seperti alis.

Pertengahan ayat ke 59 surat Yunus

قُلْ آٰللّٰهُ اَذِنَ لَكُمْ dibaca "qul aaaaaallaahu adzina lakum". yang dihukumi mad farqi adalah huruf hamzah. Ingat ya setiap ada huruf alif berharokat adalah hamzah bukan alif, karena sebenarnya alif tanpa harokat adalah ciri mad, namun sudah jadi kebiasaan di kita jika huruf alif berharokat dibaca alif bukan hamzah.

Pertengahan ayat ke 59 surat An-naml

ءٰٓللّٰهُ خَيْرٌ dibaca "Aaaaaallaahu khoirun". Seperti contoh sebelumnya yang dihukumi mad farqi adalah hamzah berharokat fatah. Dibaca panjang 6 harokat.

N. Mad tamkin. Adalah hukum mad jika huruf ya berharokat kasroh = يِ bertemu dengan huruf ya sukun = يْ. seperti yang kita ketahui huruf ya sukun يْ adalah ciri mad thobi'i, namun jika yang menggunakan harokat kasrohnya adalah huruf ya ي maka bukan lah mad thobi'i tapi mad tamkin.


Maka bisa disimpulkan bahwa ciri dari mad tamkin adalah huruf ya ي ganda dengan syarat huruf ya ي yang pertama berharokat kasroh atau karoh berdiri يِ dan huruf ya setelahnya adalah ya sukun يْ dalam satu kalimat, tapi jangan mentang - mentang ada huruf kembar lalu dihukumi idghom mutamad silain, karena idghom mutamad silain mempunyai ciri - ciri khusus yang akan saya jelaskan insya Allah pada kesempatan lain dan dalam artikel yang lain pula.


Berikut ini adalah contoh mad tamkin:

اَلنَّبِيّٖيْنَ بِغَيْرِ dibaca "annabiyyiina bighoiri" = yang dihukumi mad tamkin adalah ya kasroh, dibaca panjang 2 harokat

Di alquran yang lain kita bisa temukan penggalan ayat ke 61 surat Al-baqoroh tadi dengan tulisan yang berbeda yaitu ya kasroh berdiri tanpa ada huruf ya sukun yang menjadi mad seperti berikut:


اَلنَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ  bukan اَلنَّبِيّٖيْنَ بِغَيْرِ. Sebenarnya penulisan ayat keduanya sama saja tak merubah arti atau pun hukum tajwid, hanya saja metode penulisannya saja yang berbeda, ya sukun يْ yang seharusnya menjadi tanda mad di badalkan / diganti dengan kasroh berdiri. Seperti halnya surat Al-fatihah ayat ke 4:

مَا لِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ juga ditulis مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ di alquran yang berbeda tapi tak merubah makna maupun hukum tajwid. kata "maaliki" hukumnya mad thobi'i bukan mad badal, karena mad badal mempunyai ciri khusus yaitu hamzah berharokat fatah أَ bertemu dengan huruf alif ا seperti yang sudah saya jelaskan di artikel sebelumnya.

Sederhananya, kita bisa tahu bahwa suatu kalimat hukumnya mad tamkin adalah huruf ya berharikat kasroh berdiri يٖ supaya tidak membingungkan anda yang baru belajar Al-quran. Karena nantinya anda akan lebih faham dengan terus belajar yang tentunya harus dengan guru pembimbing.


Selesai sudah pembahasan tentang mad di blog ini. Mohon dikoreksi bila ada kesalahan.


Wallahu a'alam bishowab...


Berikut ini adalah video nadzom tajwid versi sunda yang dibawakan oleh para santri yang diambil dari hasan udin chanel


Read More

Kamis, 22 November 2018

Belajar tajwid | mengenal mad iwad, mad lazim mutsaqol kalimi, mukhofaf kalimi, mad layin, mad silah qosiroh



Masih melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang mad far'i yang memiliki banyak jenisnya, kali ini yang akan saya bahas adalah mad iwad, mad lazim mutsaqol kalimi, mad lazim mukhofaf kalimi, mad silah qosiroh, mad silah thowilah dan mad layin atau biasa kita sebut mad lin atau mad len beserta simulasi tajwidnya agar lebih difahami antara definisi dan contoh - contohnya.

E. Mad Iwad adalah mad yang tejadi jika di akhir kalimat ada harokat tanwin dengan tanda mad yaitu alif, maka harokat tanwin diganti menjadi fatah dan dibaca 2 harokat

Contoh:
Ujung ayat ke 6 surat Al-Balad لُبَدًا = dibaca "lubadaa"

F. Mad lazim mutsaqol kalimi mad thobi'i yang bertemu huruf bertasydid dalam satu kalimat dan harus dibaca panjang 6 harokat. Seperti halnya mad wajib muttasil dan mad jaiz mun'fasil, mad lazim mutsaqol kalimi memiliki tanda harokat seperti alis.

Contoh:
Ujung ayat ke 7 surat Al-fatihah وَلَا الضَّآلِّيْنَ = waladhoooooolliin. Pada ayat ini huruf dhod berharokat fatah hukumnya adalah mad lazim mutsaqol kalimi, dibaca panjang 6 harokat kemudian langsung masuk ke huruf lam bertasydid "dhoooooolliin".

G. Mad lazim mukhofaf kalimi tak jauh berbeda dengan mad lazim mutsaqol kalimi, yang membedakan adalah huruf setelah alif adalah huruf berharokat sukun bukan tasydid.

Contoh:
Surat yunus ayat 51 dan 91
ءَآلْئٰنَ hamzah berharokat fatah dibaca panjang 6 harokat "aaaaaal-aana".

H. Mad layin mad lin atau mad len di lidah orang indonesia hehe...
adalah harfu layin yang berada di ujung ayat atau waqof. Apa itu harfu layin?.. harfu layin, atau lin, atau len adalah hukum tajwid yang bilamana harokat fatah bertemu dengan huruf ya sukun يْ atau fatah bertemu dengan wau sukun وْ, namun jika berada di ujung kalimat menjadi mad yang berarti harus dibaca panjang 2 sampai 6 harokat.

Contoh:
Ujung surat al-balad ayat 8. عَيْنَيْنِ۝ ada dua hukum di sini. Yang pertama dihukumi harfu layin dan yang kedua dihukumi mad layin. عَيْ 'ai dibaca tanpa memanjangkan harokat, hukumnya adalah layin, lin atau len. نَيْنِ "naiiiiiin" hukumnya adalah mad layin, karena diujung ayat maka nun kasroh = نِ dibaca sukun = نْ tanpa harokat kasroh.

I. Mad silah qosiroh adalah mad dengan dhomir / kata ganti "ha" dhomah, kata ganti dari dhomir هُوَ tanpa diikuti huruf hamzah = أ . Apa itu dhomir?.. dalam ilmu shorof dhomir adalah kata ganti kepemilikan. Untuk mengetahui tentang dhomir secara detail, anda harus belajar ilmu shorof dulu.

Sederhanya kita bisa mengetahui suatu kalimat hukumnya adalah mad silah qosiroh yaitu dengan melihat dari cirinya huruf "Ha" dengan harokat domah terbalik = هٗ tanpa diikuti huruf hamzah = أ.  Kalau di al-quran cetakan indonesia hamzah berharokat biasanya ditulis alif = ا.

Contoh:
Surat al-ihlas ayat 4:
وَلَمْ يَكُنْ لَهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ۝ "lahuu" adalah mad silah qosiroh dibaca panjang 2 harokat

J. Mad silah thowilah sama seperti halnya mad silah qosiroh, cuman bedanya kalau mad silah thowilah ada huruf hamzah= أ pada kalimat berikutnya.

Contoh
Surat al-balad ayat 7
اَيَحْسَبُ اَنْ لَّمْ يَرَهٗٓ اَحَدٌ ۝ "yarohuuuuu" dibaca panjang 5 harokat.

Simulasi



لَآ اُقسِمُ بِهٰذا الْبَلَدِ ١۝
"Laaaaaa uqsimu bihaazdal balad"

وَاَنْتَ حِلُّ بِۢهٰذا الْبَلَدِ ٢۝
"wa an'ta hillum bihaadzal balad"

وَوَالِدٍ وَّمَا وَلَدَ  ٣۝
"Wa waalidiw wamaa walad"

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍ ٤۝
"laqod kholaqnal in'saana fii kabad"

اَيَحْسَبُ اَنْ لَّنْ يَقْدِرَعَلَيْهِ اَحَدٌ ٥۝
"ayahsabu allay yaqdiro 'alaihi ahad"

يَقُوْلُ اَهْلَكْتُ مَا لًالُّبَدًا ٦۝
"yaquulu ahlaktu maa lallubad"

اَيَحْسَبُ اَنْ لَّمْ يَرَهٗٓ اَحَدٌ ٧۝
"ayahsabu allam yarohuu ahad"

اَلَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ عَيْنَيْنِ ٨۝
"allam naj'al lahuu 'ainaiiiiiin"

Keterangan: 
silahkan cek dan tentukan sendiri mana yang termasuk kedalam hukum:
Mad thobi'i,
Mad jaiz mun'fasil
Harfu layin
Mad layin
Mad silah qosiroh
Mad silah thowilah

Semoga bermanfaat.
Read More

Rabu, 21 November 2018

Belajar tajwid | Mad badal




Hukum mad yang termasuk ke dalam mad far'i adalah: 

D. Mad badal adalah huruf hamzah yang bertemu alif yang mana alif sebagai ciri mad digantikan oleh fatah berdiri. Dalam masyarakat kita yaitu indonesia lebih suka menyebut huru hamzah = ء sebagai huruf alif = ا karena penulisan alquran di kita berbeda dengan alquran buatan orang timur tengah dalam menulis tanda mad atau huruf alif berharokat yang lebih tepatnya bukan alif tapi hamzah. Huruf alif sebenarnya digunakan untuk tanda mad dan setiap huruf alif yang berharokat bukanlah alif tapi huruf hamzah.
Seperti contoh:
وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ اُوْلىٰ = Alquran standar indonesia.

وَلَلْأٰخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ أُولىٰ = Alquran cetakan arab / timur tengah.
"Walal aakhirotu" adalah mad badal karena fatah berdiri =  اٰ  adalah pengganti huruf alif yang menjadi tanda mad untuk mad badal. Berbeda dengan mad thobi'i yang mempunyai tiga huruf yang menjadi ciri mad yaitu اوي, mad badal hanya mempunyai satu ciri huruf saja yaitu hamzah = أ dengan harokat fatah berdiri.

Simulasi
Silahkan cek yang mana mad asli dan yang mana mad far'i
Mad asli / mad thobi'i
Mad wajib muttasil
Mad badal





وَالضُّحٰى ١۝
 "Wadhuhaa"

ولَّيْلِ اِذَا سَجیٰ ٢۝
"Wallaili idzaa sajaa"

مَا وَالدَّعَكَ رَبُّكَ ومَا قَلٰی ٣۝
"Maa wadda'aka robbuka wamaa qolaa"

وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْاُولٰی ٤۝
"Walal aakhirotu khoirullaka minal uulaa"

وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرضٰى ٥۝
"Walasaufa yu'thiika robbuka fatardhoo"

اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَأٰوٰى ٦۝
"Alam yajidka yatiiman' fa-aawaa"

وَوَجَدَكَ ضَآ لًّا فَهَدٰا ٧۝
"Wawajadaka dhoooooollan' fahadaa"

وَوَجَدَكَ عَآءِلًا فَاَغْنٰی ٨۝
"Wawajadaka 'aaaaa-ilan fa-agnaa"

فَاَمَّاالْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْ ٩۝
"fa-ammal yatiima falaa taqhar"

وَاَمَّا الْسَّآءِلَ فَلَا تَنْهَرْ ٠١۝
"Wa ammassaaaaa۔ila falaa tanhar"

وَاَمَّا بِنِعمَۃِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ١١۝
"wa ammaa bini'mati robbika fahaddits"

Mudah kan?..
Semoga bermanfaat.

Read More